http://bimaberilmu.com/jurnal/index.php/diksi/issue/feedDIKSI: Jurnal Kajian Pendidikan dan Sosial2025-12-03T09:21:49+07:00Ahyansyah, M.Pd.Ahyansyah.um55@gmail.comOpen Journal Systems<p style="text-align: justify;"><strong>DIKSI: Jurnal Kajian Pendidikan dan Sosial, </strong><strong>Terkareditasi Sinta 5</strong>, dengan e-ISSN: <a href="https://issn.brin.go.id/terbit/detail/20211211351250318" target="_blank" rel="noopener"><strong>2809-3593</strong></a> dan p-ISSN: <strong><a href="https://issn.brin.go.id/terbit/detail/20211211551224103" target="_blank" rel="noopener">2809-3585</a></strong> merupakan jurnal yang menerbitkan hasil penelitian dan pemikiran pada bidang pendidikan dan sosial kemasyarakatan. Kajian dibidang pendidikan antara lain, kebijakan-kebijakan pendidikan, implementasi pendidikan di satuan pendidikan, proses pembelajaran, dan kajian lainnya keterkaitannya dengan pendidikan. Kemudian kajian dibidang sosial kemasyarakatan diantaranya, kehidupan masayarakat lokal suatu daerah, perkembangan jaman terhadap perubahan tingkah laku masayarakat, dan kajian-kajian lainnya terkait kehidupan sosial masyarakat. Jurnal Diksi di bawah naungan Yayasan Pendidikan Bima Berilmu dan mulai tahun 2025 akan terbit 4 kali dalam setahun (Maret, Juni, September, dan Desember).</p>http://bimaberilmu.com/jurnal/index.php/diksi/article/view/2490Penggunaan Teknologi Sebagai Alat Bantu Dalam Proses Pembelajaran di SDN Libunio 2025-09-03T10:02:17+07:00Maria Restituta Repurepuresti@gmail.comMaria Jesica Soy Wasojhessywasso@gmail.comAnselmus Fegi Saputrafegysaputra638@gmail.comYeremias Remboyeremiasrembo@gmail.comErmelinda Yosefa Aweerlindayosepha082@gmail.com<p>Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan penggunaan teknologi pendidikan sebagai alat bantu dalam proses pembelajaran di SDN Libunio. Metode yang digunakan adalah deskriptif kualitatif dengan teknik pengumpulan data melalui observasi, wawancara, dan studi dokumentasi selama 14 hari. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa penggunaan teknologi seperti proyektor, laptop, video pembelajaran, dan aplikasi edukatif digital telah memberikan dampak positif terhadap proses belajar mengajar. Siswa lebih menjadi efektif, antusias, dan mudah memahami materi yang di sampaikan, terutama dalam mata pelajaran seperti matematika dan sains. Guru juga merasa terbantu dalam menyederhanakan penyampaian materi yang kompleks. Namun, implementasi teknologi pendidikan dihadapkan pada berbagai tantangan, seperti keterbatasan pelatihan teknis bagi guru, infrastruktur yang belum memadai, serta koneksi internet yang tidak stabil. Dengan demikian, agar penggunaan teknologi dapat berjalan optimal dan berkelanjutan, diperlukan pelatihan guru secara berkala serta peningkatan fasilitas dan infrastruktur teknologi pendidikan memiliki potensi besar dalam meningkatkan kualitas pembelajaran jika didukung oleh kesiapan sumber daya dan sarana yang memadai.</p>2025-10-09T00:00:00+07:00Copyright (c) 2025 DIKSI: Jurnal Kajian Pendidikan dan Sosialhttp://bimaberilmu.com/jurnal/index.php/diksi/article/view/2473Budaya 3S (Senyum, Salam, dan Sapa) Dalam Membangun Budaya Positif Warga Sekolah di SDN Boameze2025-09-07T05:37:14+07:00Fiktoria Nau BhaghiFictoryanaubhaghi@gmail.comMaria Elisabeth Mau GabaLismau23@gmail.comMaria Yulita Moimariaymoimoi@gmail.comTheresita Enoenowanti80@gmail.comErmelinda Yosefa Aweerlindayoseph082@gmail.com<p>Penelitian ini bertujuan mendeskripsikan penerapan budaya 3S (Senyum, Salam, dan Sapa) dalam membangun budaya positif warga sekolah di SDN Boameze serta mengidentifikasi faktor pendukung dan penghambat implementasinya. Metode penelitian menggunakan pendekatan deskriptif kualitatif dengan teknik observasi, wawancara, dan dokumentasi. Subjek penelitian meliputi kepala sekolah, 4 guru, serta 20 siswa, dan pelaksanaan dilakukan selama kegiatan PLP 1 dalam kurun waktu 14 hari. Hasil penelitian menunjukkan bahwa budaya 3S telah menjadi kebiasaan harian yang berkontribusi positif terhadap pembentukan karakter siswa, khususnya dalam meningkatkan kedisiplinan, kesopanan, dan membangun hubungan yang akrab antarwarga sekolah. Penerapan budaya 3S juga menciptakan suasana belajar yang lebih nyaman, kondusif, serta mendorong interaksi hangat dan rasa saling menghargai. Faktor pendukung pelaksanaan budaya ini adalah komitmen guru sebagai teladan, dukungan kepala sekolah, serta lingkungan sekolah yang mendorong keterbukaan. Namun demikian, masih terdapat hambatan berupa inkonsistensi sebagian siswa dalam menerapkan 3S, serta kurangnya pengawasan berkelanjutan dalam setiap aktivitas sekolah. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa penerapan budaya 3S efektif dalam membangun budaya positif dan karakter siswa, meskipun diperlukan penguatan pengawasan dan pendampingan agar budaya ini dapat diterapkan secara konsisten dan berkelanjutan di lingkungan sekolah.</p>2025-10-09T00:00:00+07:00Copyright (c) 2025 DIKSI: Jurnal Kajian Pendidikan dan Sosialhttp://bimaberilmu.com/jurnal/index.php/diksi/article/view/2426Evaluasi Kualitas Sistem Informasi Akademik Menggunakan Metode System Usability Scale di SMK Negeri 2 Sangatta Utara2025-08-02T15:59:22+07:00Titik Hariyantititikhariyantist@gmail.comOkta Usrifatin Ilmakaeokta2016@gmail.comRamadiani Ramadianisudarman@fkip.unmul.ac.id<p>Penelitian ini bertujuan mengukur seberapa baik sistem informasi akademik yang digunakan di SMK Negeri 2 Sangatta Utara. Pengukuran dilakukan dengan menggunakan metode System Usability Scale (SUS). Sistem informasi akademik ini berperan penting dalam membantu mengurus berbagai kegiatan pendidikan, seperti mendaftarkan siswa, memberi nilai, serta membuat laporan akademik. Namun, kemudahan penggunaan dan tingkat kepuasan pengguna sangat memengaruhi efektivitas sistem tersebut. Dengan pendekatan kuantitatif, data dikumpulkan melalui pemberian kuesioner SUS kepada pengguna sistem, yaitu guru dan staf administrasi. Hasil evaluasi menunjukkan bahwa sistem informasi akademik yang digunakan berada dalam kategori marginal, sehingga perlu ditingkatkan agar lebih mudah digunakan, dengan skor SUS rata-rata sebesar 51.344, temuan ini memberikan gambaran yang jelas tentang tingkat kemudahan penggunaan sistem. Hasil ini menjadi dasar untuk memberikan saran pengembangan selanjutnya agar sistem lebih efisien dan nyaman digunakan di lingkungan sekolah.</p>2025-10-09T00:00:00+07:00Copyright (c) 2025 DIKSI: Jurnal Kajian Pendidikan dan Sosialhttp://bimaberilmu.com/jurnal/index.php/diksi/article/view/2386Pengaruh Model Learning Cycle 5E Terhadap Kemampuan Kolaborasi Fase F Pada Materi Sistem Reproduksi2025-08-02T07:21:01+07:00Rahmi Novia Saputrirahminoviasaputri@gmail.comHeffi Alberida rahminoviasaputri@gmal.com<p>Studi ini bertujuan untuk mengevaluasi efektivitas model <em>Learning Cycle 5E</em> dalam meningkatkan kemampuan kolaborasi siswa selama proses pembelajaran materi sistem reproduksi. Metode penelitian yang diterapkan adalah eksperimen dengan desain kelompok kontrol hanya posttest (<em>posttest-only control group design</em>). Studi ini melibatkan siswa kelas XI MAN 2 Solok Selatan sebagai populasi. Sampel dipilih secara <em>purposive</em>, yakni kelas XI.1 menjadi kelompok eksperimen dan XI.2 menjadi kelompok kontrol. Instrumen penelitian berupa lembar observasi yang telah melalui proses validasi dan terbukti memiliki tingkat reliabilitas yang memadai. Analisis data dari penelitian ini menggunakan <em>independent sample t-test</em>. Temuan pada penelitian mengungkapkan bahwa kemampuan kolaborasi siswa di kelas eksperimen (rata-rata 95,35) secara signifikan lebih besar dibandingkan dengan kelas kontrol (rata-rata 69,58), diperlihatkan dengan nilai signifikansi senilai 0,000 (p < 0,05). Dengan ini disimpulkan bahwa penggunaan model <em>Learning Cycle 5E</em> berkontribusi secara positif dan signifikan terhadap pengembangan kemampuan kolaborasi siswa dalam pembelajaran sistem reproduksi.</p>2025-10-09T00:00:00+07:00Copyright (c) 2025 DIKSI: Jurnal Kajian Pendidikan dan Sosialhttp://bimaberilmu.com/jurnal/index.php/diksi/article/view/2170Pengaruh Media Gambar Seri Terhadap Keterampilan Menulis Cerita Dongeng Siswa Kelas III di SDN 29 Singkawang2025-07-26T05:43:36+07:00Siti Aysah Panesitiaysah406@gmail.comZulfahita Zulfahitazulfahita@yahoo.co.idAbd. Basihtabdullahalbasith@gmail.com<p>Penelitian ini dilatarbelakangi oleh rendahnya keterampilan menulis siswa kelas III di SDN 29 Singkawang, khususnya dalam menulis cerita dongeng. Berdasarkan hasil observasi, siswa mengalami kesulitan dalam mengembangkan ide, menyusun alur cerita, serta menggunakan ejaan, tanda baca, dan huruf kapital secara tepat. Selain itu, media pembelajaran yang digunakan guru masih kurang bervariasi, sehingga siswa kurang termotivasi dalam kegiatan menulis. Salah satu alternatif yang dapat digunakan untuk meningkatkan keterampilan menulis adalah melalui media gambar seri. Masalah utama dalam penelitian ini adalah Keterampilan menulis cerita dongeng masih rendah, Media gambar seri yang kreatif belum digunakan dalam pembelajaran menulis cerita dongeng, Siswa kesulitan dalam menentukan ide pokok dan mengembangkannya jadi cerita dongeng. Metode penelitian yang digunakan adalah <em>Quasi Experiment</em> dengan desain <em>the nonequivalent posttest-Only control grup design</em>. Subjek penelitian berjumlah 37 siswa. Teknik pengumpulan data dilakukan melalui tes menulis sebelum dan sesudah penggunaan media gambar seri. Hasil penelitian menunjukkan bahwa nilai rata-rata keterampilan menulis siswa meningkat dari 60 menjadi 70,2 setelah perlakuan. Hasil uji t menunjukkan nilai T<sub>hitung</sub> sebesar 4,441 lebih besar dari T<sub>tabel </sub>2,030 dengan signifikansi 5%, yang Secara praktis, Penggunaan media gambar seri terbukti meningkatkan kemampuan menulis siswa dengan membantu menuangkan ide secara runtut dan menarik berarti terdapat pengaruh yang signifikan. Selain itu, nilai Effect Size sebesar 1,46 termasuk dalam kategori besar, yang menandakan media gambar seri memberikan pengaruh kuat terhadap keterampilan menulis siswa. Dengan demikian, media gambar seri efektif digunakan sebagai alternatif dalam pembelajaran Bahasa Indonesia untuk meningkatkan keterampilan menulis cerita dongeng secara kreatif dan terstruktur.</p>2025-10-09T00:00:00+07:00Copyright (c) 2025 DIKSI: Jurnal Kajian Pendidikan dan Sosialhttp://bimaberilmu.com/jurnal/index.php/diksi/article/view/2442Persepsi Siswa terhadap Perencanaan, Pengorganisasian, Pelaksanaan, dan Pengawasan (POAC) Kegiatan Sekolah di SMA Negeri 4 Denpasar2025-08-09T06:13:35+07:00Ahmad Habiburrahmanahmadhabiburrahmanuingusdurpek@gmail.comNadiatus Sarifahnadiatussarifah8@gmail.comAditama Mulyadiaditamamulyadi41@gmail.comAhmad Sabila Rosadaahmadsabilarosad20@gmail.comMuhammad Faizal Amrifarezganteng730@gmail.comAhmad Ta’rifinahmad.tarifin@uingusdur.ac.id<p>Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan pandangan siswa terhadap penerapan fungsi manajemen POAC <em>(Planning, Organizing, Actuating, dan Controlling)</em> dalam kegiatan sekolah di SMA Negeri 4 Denpasar. POAC merupakan pendekatan manajemen yang digunakan untuk merancang, mengatur, menggerakkan, dan mengawasi seluruh proses pelaksanaan kegiatan secara efektif dan efisien. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif deskriptif dengan teknik pengumpulan data melalui wawancara mendalam terhadap siswa dan observasi langsung terhadap kegiatan sekolah. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar siswa memahami fungsi perencanaan dan pelaksanaan, namun masih kurang terlibat secara aktif dalam proses pengorganisasian dan pengawasan. Kegiatan sekolah umumnya terstruktur, namun keterlibatan siswa dalam proses manajerial masih bersifat formalitas. Oleh karena itu, diperlukan upaya peningkatan partisipasi aktif siswa agar fungsi POAC tidak hanya dijalankan oleh guru atau pembina, tetapi juga menjadi bagian dari pembelajaran manajemen yang aplikatif bagi siswa. Penelitian ini diharapkan dapat menjadi referensi bagi sekolah dalam meningkatkan efektivitas kegiatan dengan melibatkan siswa secara menyeluruh dalam proses manajerial.</p>2025-10-15T00:00:00+07:00Copyright (c) 2025 DIKSI: Jurnal Kajian Pendidikan dan Sosialhttp://bimaberilmu.com/jurnal/index.php/diksi/article/view/2169Penerapan Model Cooperative Script Terhadap Keterampilan Menyimak Cerpen Siswa Kelas V SDN 4 Singkawang2025-07-31T06:07:46+07:00Celinda Celindacelndaa.04@gmail.comZulfahita Zulfahitazulfahita@yahoo.co.idGunta Wirawangwirawan91@gmail.com<p>Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan keterampilan menyimak cerita pendek siswa kelas 5 di SDN 4 Singkawang dengan menerapkan Model Coopertaive Script Berdasarkan pengamatan dan wawancara dengan guru, ditemukan bahwa siswa memiliki kemampuan menyimak yang kurang, ditandai dengan kurangnya konsentrasi, rendahnya kepercayaan diri saat menjawab pertanyaan, dan hasil belajar yang tidak memenuhi KKTP. Metodologi penelitian yang digunakan adalah kuantitatif dengan desain pra-eksperimental, satu kelompok, pra-tes/pasca-tes. Subjek penelitian adalah 20 siswa kelas 5. Data dikumpulkan menggunakan instrumen pretest dan posttest dan lembar observasi kegiatan pembelajaran siswa Hasil menunjukkan sebagai berikut: Rata-rata skor keterampilan mendengarkan meningkat dari kategori ‘cukup’ menjadi ‘sangat baik’ setelah penerapan Model Coopertaive Script, dengan rata-rata skor post-test sebesar 85,33. Siswa aktif selama proses belajar dan terlibat secara positif. Hasil uji t sampel berpasangan menunjukkan bahwa tcount > ttable (9,893 > 2,093) pada tingkat signifikansi 0,05, menunjukkan perbedaan yang signifikan dalam keterampilan menyimak siswa setelah model diterapkan. Dengan demikian, model <em>Cooperative Script</em> terbukti efektif dalam pembelajaran keterampilan menyimak cerpen siswa.</p>2025-10-19T00:00:00+07:00Copyright (c) 2025 DIKSI: Jurnal Kajian Pendidikan dan Sosialhttp://bimaberilmu.com/jurnal/index.php/diksi/article/view/2826Meningkatkan Kemampuan Membilang melalui Media Roulette Bagi Disabilitas Intelektual Ringan Fase A (Penelitian Tindakan Kelas II di SLB Al-Azhar Bukittinggi)2025-10-20T05:11:53+07:00Wisbahanum Wisbahanumwiwihanum@gmail.comZulmiyetri Zulmiyetrizulmiyetri@fip.unp.ac.id<p>Penelitian ini bertujuan untuk menginvestigasi proses pembelajaran konsep penghitungan melalui pemanfaatan media Roulette, sekaligus memverifikasi efektivitas media tersebut dalam meningkatkan kualitas pembelajaran di Sekolah Luar Biasa (SLB) Al-Azhar Bukittinggi. Metode yang diterapkan adalah penelitian tindakan kelas (Classroom Action Research). Subjek penelitian terdiri dari siswa kelas II di SLB Al-Azhar Bukittinggi. Penelitian dilaksanakan dalam dua siklus, di mana setiap siklus mencakup empat sesi pertemuan, dengan setiap siklus melibatkan tahapan-tahapan sistematis, yakni perencanaan, pelaksanaan, observasi, serta refleksi. Teknik pengumpulan data yang diterapkan meliputi observasi, tes, dan dokumentasi. Hal ini terbukti melalui peningkatan skor persentase sebelum dan sesudah intervensi pembelajaran. Pada tahap pra-tindakan, siswa ZZ mencapai skor 36%, sementara siswa MA memperoleh skor 10%. Setelah penerapan media Roulette pada siklus I di sesi keempat, skor siswa ZZ meningkat menjadi 68%, dan skor siswa MA menjadi 59%. Selanjutnya, pada siklus II di sesi keempat, terdapat peningkatan lebih lanjut, di mana siswa ZZ mencapai skor akhir 95%, dan siswa MA mencapai 90,9%. Berdasarkan hasil analisis penelitian, dapat disimpulkan bahwa penerapan media Roulette memberikan kontribusi positif terhadap peningkatan kemampuan penghitungan pada siswa dengan disabilitas intelektual ringan fase A.</p>2025-10-22T00:00:00+07:00Copyright (c) 2025 DIKSI: Jurnal Kajian Pendidikan dan Sosialhttp://bimaberilmu.com/jurnal/index.php/diksi/article/view/2853Meningkatkan Kemampuan Berwudhu melalui Media Pop Up Book pada Anak Disabilitas Intelektual Ringan2025-10-22T16:47:07+07:00Mutiara Nursukma A.mutiaranursukma4472@gmail.comSetia Budisetiabudi@fip.unp.ac.id<p>Kemampuan berwudhu yang rendah pada tiga orang siswa penyandang disabilitas intelektual ringan di kelas VI/C SLBN 2 Padang. Proses.pembelajaran yang sebelumnya menggunakan metode ceramah dan demonstrasi langsung tanpa media pembelajaran membuat siswa sulit memahami..materi dengan baik. Tujuan.penelitian ini adalah untuk meningkatkan kemampuan berwudhu siswa menggunakan media <em>Pop Up book</em>. Pendekatan penelitian yang diterapkan adalah Penelitian Tindakan.Kelas (PTK) yang berlangsung dalam.dua siklus. Setiap siklus terdiri dari empat langkah, yakni perencanaan, pelaksanaan tindakan, observasi, dan refleksi. Subjek penelitian adalah tiga siswa disabilitas intelektual ringan. Hasil dari penelitian menunjukkan adanya kemajuan yang signifikan. Pada tahap awal, nilai yang diraih siswa V, AS, dan A secara berurutan adalah 53%, 46%, dan 40%. Setelah pelaksanaan Siklus pertama, nilai siswa mengalami sedikit peningkatan. Namun, setelah Siklus dua dilaksanakan, terjadi lonjakan yang pesat dengan perolehan nilai akhir V sebesar 92,30%, AS sebesar 89,74%, dan A sebesar 87,17%. Semua siswa berhasil melebihi Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yaitu 80. Dari Hasil tersebut, penggunaan media <em>Pop Up book </em>sangat.efektif untuk meningkatkan kemampuan berwudhu pada siswa dengan disabilitas intelektual ringan.</p>2025-10-27T00:00:00+07:00Copyright (c) 2025 DIKSI: Jurnal Kajian Pendidikan dan Sosialhttp://bimaberilmu.com/jurnal/index.php/diksi/article/view/2420Pengembangan Ular Tangga Numerasi Dasar sebagai Media Pembelajaran Matematika Siswa Kelas III SDN Sie2025-07-30T18:52:18+07:00Islahul Muktakinmuktakinislahul1@gmail.comSyarifudin Syarifudinsyarifudinsyarif745@gmail.comNurrahmah Nurrahmahnurrahmah@tsb.ac.idAbd. Harisharis.suksesuny@gmail.comAhyar Ahyarardiantoahyar9@gmail.comArif Rahman Hakimarifrahmanhakim50@gmail.com<p>Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan ular tangga numerasi dasar sebagai media pembelajaran matematika siswa kelas III SDN Sie. Penelitian ini dirancang menggunakan metode Penelitian dan Pengembangan (<em>Research and Development</em>) model 4D (Define, Design, Develop, dan Disseminate). Uji kelayakan produk dilakukan dengan validasi pada 3 Ahli Media dan 3 Ahli Materi. Hasil penelitian menunjukkan media ular tangga numerasi dasar yang dikembangkan menggunakan model 4D (Define, Design, Develop, Disseminate) terbukti layak, dan efektif dalam meningkatkan pemahaman numerasi dasar siswa kelas III SDN Sie. Validasi ahli materi memperoleh skor 92% dan ahli media 88% (kategori sangat layak). Penggunaan media ular tangga numerasi dasar mampu meningkatkan rata-rata nilai siswa dari 43,5 pada pretest menjadi 78,5 pada posttest, dengan peningkatan rata-rata sebesar 35 poin (80,5%). Hal ini menunjukkan adanya peningkatan signifikan dalam pemahaman siswa terhadap operasi hitung dasar, termasuk penjumlahan, pengurangan, perkalian, dan pembagian.</p>2025-11-03T00:00:00+07:00Copyright (c) 2025 DIKSI: Jurnal Kajian Pendidikan dan Sosialhttp://bimaberilmu.com/jurnal/index.php/diksi/article/view/2430Faktor Sosial Budaya Terhadap Perkembangan Radikalisme dan Intoleransi : Literature Review2025-07-31T15:26:37+07:00Dewi Masriah Desi Aryanidewimasriah345@gmail.comDesi Aryanidwi.noviani@iaiqi.ac.id<p>Radikalisme dan intoleransi merupakan fenomena yang saling terkait dan menjadi ancaman yang serius bagi keutuhan bangsa. Namun, di balik fenomena tersebut terdapat faktor-faktor sosial dan budaya yang turut berperan penting dalam membentuk pola pikir dan perilaku masyarakat terhadap keberagaman. Studi literatur ini bertujuan untuk meninjau berbagai penelitian yang terkait dengan radikalisme dan intoleransi, khususnya tentang faktor sosial budaya terhadap perkembangan radikalisme dan intoleransi. Metode penelitian menggunakan pendekatan kualitatif deskriptif melalui studi literature terhadap 10 literatur terkait. Teknik analisis data didasarkan pada model Miles dan Huberman. Kajian ini mencakup analisis terhadap metode, hasil, dan efektivitas berbagai faktor budaya sosial di masyarakat terhadap radikalisme dan intoleransi. Hasil dari tinjauan menunjukkan bahwa faktor sosial budaya memberi pengaruh dalam mencegah radikalisme dan intoleransi. Kesimpulan yang didapat bahwasannya faktor sosial budaya terhadap perkembangan radikalisme dan intoleransi merupakan faktor yang bisa mendukung serta mencegah adanya radikalisme dan intoleransi dalam membentuk pola pikir dan perilaku masyarakat. Faktor sosial budaya memiliki kelebihan dalam membantu mencegah radikalisme dan intoleransi dengan cara mempromosikan sikap empati yang tinggi pada masyarakat.</p>2025-11-08T00:00:00+07:00Copyright (c) 2025 DIKSI: Jurnal Kajian Pendidikan dan Sosialhttp://bimaberilmu.com/jurnal/index.php/diksi/article/view/2976Problematika Literasi Digital Siswa SMP Negeri 2 Tabanan dalam Penggunaan Media Sosial untuk Pembelajaran2025-11-16T21:56:53+07:00Putu Nurcita Paramitasarinurcitaparamitasari@gmail.comI Kadek Arya Antarakadekaryaantara@gmail.comI Nyoman Agus Triwijayatriwijaya121113@gmail.comBasilius Redan Werangwerang267@undiksha.ac.id<p>Perkembangan teknologi digital telah mengubah cara belajar siswa di abad ke-21. Media sosial seperti YouTube, TikTok, dan Instagram kini menjadi bagian penting dari aktivitas belajar, namun juga menimbulkan berbagai tantangan terhadap kemampuan literasi digital siswa. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan tingkat literasi digital siswa SMP Negeri 2 Tabanan, mengidentifikasi problematika dalam penggunaan media sosial untuk pembelajaran, serta menganalisis peran guru dan sekolah dalam membimbing siswa agar bermedia sosial secara produktif dan etis. Penelitian menggunakan pendekatan kualitatif studi kasus dengan teknik pengumpulan data berupa observasi, wawancara mendalam terhadap guru, peserta didik, dan kepala sekolah, dokumentasi, dan angket terbuka. Hasil penelitian menunjukkan bahwa literasi digital siswa masih berada pada tingkat dasar hingga menengah. Siswa telah mampu menggunakan media sosial untuk mengakses informasi, tetapi belum memiliki kemampuan kritis dalam mengevaluasi sumber dan memahami etika digital. Problematika utama meliputi distraksi digital, minimnya bimbingan guru, serta belum adanya kebijakan sekolah yang mengatur etika bermedia. Upaya guru dan sekolah masih bersifat reaktif, namun terdapat kesadaran untuk mulai membangun ekosistem pembelajaran digital yang sehat. Penelitian ini menegaskan perlunya strategi literasi digital yang terintegrasi antara aspek kognitif, sosial, dan etis melalui kolaborasi antara guru, sekolah, siswa, dan orang tua guna menciptakan budaya digital yang reflektif dan bertanggung jawab di lingkungan sekolah menengah.</p>2025-11-27T00:00:00+07:00Copyright (c) 2025 DIKSI: Jurnal Kajian Pendidikan dan Sosialhttp://bimaberilmu.com/jurnal/index.php/diksi/article/view/2972Transformasi Pembelajaran PJOK Melalui Inovasi Peran Mahasiswa Kampus Mengajar di Sekolah Dasar2025-11-14T21:28:17+07:00M. Said Zainuddinsaidzainuddin@unm.ac.idAdam Mappaompom.adam.mappaompo@unm.ac.idAhmad Zakariaahmad.zakaria@unm.ac.id<p>Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis inovasi pembelajaran Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan (PJOK) yang diterapkan oleh mahasiswa Kampus Mengajar dan dampaknya terhadap motivasi serta partisipasi siswa di UPT SPF SDN 67 Rappokalling. Keterbatasan guru PJOK khusus di sekolah dasar menjadi tantangan yang menghambat optimalisasi pembelajaran, sehingga kehadiran mahasiswa diharapkan dapat membawa inovasi dan transformasi iklim belajar PJOK. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif deskriptif dengan subjek penelitian meliputi sembilan mahasiswa, seluruh siswa kelas 1-6, guru kelas, dan kepala sekolah. Pengumpulan data dilakukan melalui observasi partisipatif, wawancara terstruktur, angket motivasi dan partisipasi, serta dokumentasi kegiatan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa mahasiswa berhasil menerapkan tiga inovasi utama, yaitu pendekatan personal dengan mengidentifikasi minat siswa, pembelajaran berbasis permainan (sepak bola dan bola voli), serta refleksi pembelajaran melalui games edukatif. Inovasi tersebut memberikan dampak signifikan terhadap peningkatan motivasi belajar siswa, di mana PJOK menjadi mata pelajaran yang paling ditunggu dan terjadi transformasi persepsi siswa terhadap PJOK. Partisipasi aktif siswa juga meningkat, ditandai dengan tingkat kehadiran yang lebih tinggi, keterlibatan aktif dalam kegiatan fisik, munculnya inisiatif berolahraga di luar jam pelajaran, serta peningkatan kolaborasi dan interaksi sosial antar siswa. Tanggapan positif dari guru dan kepala sekolah memperkuat efektivitas program ini dalam menciptakan iklim belajar PJOK yang holistik dan bermakna bagi pengembangan kognitif, afektif, dan psikomotorik siswa.</p>2025-11-30T00:00:00+07:00Copyright (c) 2025 DIKSI: Jurnal Kajian Pendidikan dan Sosialhttp://bimaberilmu.com/jurnal/index.php/diksi/article/view/2838Tantangan Manajemen Pendidikan Jarak Jauh (PJJ) dalam Menjaga Integritas Akademik Pada Pelaksanaan Ujian Daring 2025-10-20T19:20:50+07:00Edrico Arya Utamaedricoutama@student.ub.ac.idRachma Putri Kasimbararachmakasimbara@ub.ac.id<p>Perkembangan teknologi informasi dan komunikasi telah membawa perubahan besar dalam dunia pendidikan, terutama melalui penerapan pembelajaran jarak jauh (PJJ) yang kini menjadi metode utama dalam proses belajar mengajar. Namun, di balik kemudahannya, PJJ menghadirkan tantangan serius dalam menjaga integritas akademik, khususnya saat pelaksanaan ujian daring. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis tantangan manajemen PJJ dalam mempertahankan kejujuran akademik serta mengidentifikasi strategi yang diterapkan oleh institusi pendidikan untuk mengatasinya. Metode penelitian yang digunakan adalah studi pustaka, dengan menelaah berbagai literatur relevan yang membahas aspek teknologi, manajemen pendidikan, dan etika akademik. Hasil analisis menunjukkan bahwa tantangan utama dalam ujian daring meliputi meningkatnya potensi kecurangan, keterbatasan pengawasan langsung, gangguan teknis, dan rendahnya kesadaran peserta didik terhadap pentingnya integritas akademik. Selain itu, lemahnya kebijakan internal dan ketimpangan akses teknologi turut memperburuk kondisi tersebut. Untuk menghadapi tantangan ini, institusi pendidikan mengembangkan berbagai strategi, seperti penggunaan teknologi proctoring, penerapan soal acak dan esai analitis, sistem verifikasi identitas peserta, serta pembinaan etika akademik melalui edukasi moral. Pendekatan humanis yang menekankan pembentukan karakter dan kesadaran nilai kejujuran terbukti lebih efektif dalam jangka panjang dibandingkan sanksi semata. Kesimpulannya, keberhasilan menjaga integritas akademik dalam PJJ memerlukan sinergi antara aspek teknologi, kebijakan, dan nilai moral. Kolaborasi antara pengajar, peserta didik, dan lembaga pendidikan menjadi kunci untuk menciptakan sistem evaluasi yang adil, jujur, dan berkualitas di era digital.</p>2025-12-01T00:00:00+07:00Copyright (c) 2025 DIKSI: Jurnal Kajian Pendidikan dan Sosialhttp://bimaberilmu.com/jurnal/index.php/diksi/article/view/3058Efektivitas Program Pendidikan Karakter dalam Membangun Sikap Positif Siswa di SMP Negeri 1 Telaga Biru2025-11-27T04:58:11+07:00Rini Noporininopo14@gmail.comMeyko Panigororininopo14@gmail.comRierind Koniyorininopo14@gmail.comSudirman Sudirmanrininopo14@gmail.comArdiansyah Ardiansyahrininopo14@gmail.com<p>Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis efektivitas program pendidikan karakter dalam membentuk sikap positif siswa di SMP Negeri 1 Telaga Biru, Kabupaten Gorontalo. Latar belakang penelitian berangkat dari fenomena rendahnya karakter positif siswa seperti kurang disiplin, perilaku tidak jujur, rendahnya kesadaran beribadah, serta kurangnya kepedulian terhadap lingkungan sekolah. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan teknik pengumpulan data berupa wawancara mendalam dan dokumentasi. Informan terdiri dari guru kesiswaan, guru BK, guru mata pelajaran, dan siswa. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pelaksanaan pendidikan karakter di sekolah telah berjalan melalui kegiatan rutin, pembiasaan, keteladanan guru, serta penegakan tata tertib sekolah, namun efektivitasnya belum maksimal. Beberapa hambatan ditemukan seperti rendahnya motivasi siswa, kurangnya dukungan lingkungan keluarga, pengaruh pergaulan, serta inkonsistensi dalam pelaksanaan aturan. Temuan ini menegaskan bahwa keberhasilan pendidikan karakter membutuhkan sinergi antara sekolah, guru, orang tua, dan lingkungan sosial. Penelitian ini merekomendasikan penguatan strategi pembiasaan, peningkatan peran guru sebagai teladan, serta kolaborasi lebih intensif antara sekolah dan orang tua dalam membentuk sikap positif siswa.</p>2025-12-02T00:00:00+07:00Copyright (c) 2025 DIKSI: Jurnal Kajian Pendidikan dan Sosialhttp://bimaberilmu.com/jurnal/index.php/diksi/article/view/2911Kesenjangan Sosial antara Kelompok Kaya dan Miskin dalam Akses Pendidikan di Bojongsari Kota Depok 2025-11-04T08:02:15+07:00Anindah Sipa Lestarianindasifalestari24806@gmail.comNaila Azzahrannailaazzahra@gmail.comMuhammad Faturohmanmfaturohman319@gmail.comM. Fadhil Al-Munawwarmfadhilalmu@gmail.comArif Saefudinarifsae@uinjkt.ac.id<p>Kesenjangan sosial antara kelompok kaya dan miskin merupakan permasalahan yang masih nyata di berbagai daerah, termasuk di Kecamatan Bojongsari, Kota Depok. Salah satu aspek paling terasa dari kesenjangan tersebut adalah dalam bidang pendidikan. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis perbedaan akses pendidikan antara kelompok masyarakat kaya dan miskin di wilayah Bojongsari serta faktor-faktor yang mempengaruhinya. Metode penelitian yang digunakan adalah kualitatif dengan pendekatan studi lapangan melalui observasi, wawancara, dan dokumentasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kelompok masyarakat dengan kondisi ekonomi menengah ke atas memiliki akses yang lebih baik terhadap fasilitas pendidikan, kualitas sekolah, serta dukungan belajar seperti les privat dan perangkat teknologi. Sementara itu, kelompok masyarakat miskin sering menghadapi kendala ekonomi, keterbatasan sarana belajar, dan kurangnya dukungan orang tua terhadap pendidikan anak. Kesenjangan ini berdampak pada rendahnya kualitas sumber daya manusia di kalangan masyarakat kurang mampu. Oleh karena itu, diperlukan peran aktif pemerintah daerah, lembaga pendidikan, serta masyarakat dalam menciptakan pemerataan akses pendidikan melalui program beasiswa, peningkatan fasilitas sekolah negeri, dan dukungan sosial bagi keluarga miskin. Upaya kolaboratif tersebut diharapkan mampu mengurangi kesenjangan sosial dan mewujudkan pendidikan yang inklusif di Bojongsari, Kota Depok</p>2025-12-03T00:00:00+07:00Copyright (c) 2025 DIKSI: Jurnal Kajian Pendidikan dan Sosialhttp://bimaberilmu.com/jurnal/index.php/diksi/article/view/3022Epistemologi Visual dalam Pembelajaran Bahasa Indonesia Kelas IX: Peran Gambar Sebagai Sumber Pengetahuan dan Stimulus Kognitif dalam Menulis Teks Rekon 2025-11-21T08:28:05+07:00Lukman Hakimanasahmadi@gmail.comAnas Ahmadianasahmadi@unesa.ac.id<p>Penelitian ini bertujuan mendeskripsikan secara mendalam peran gambar (foto perjalanan wisata) sebagai sumber pengetahuan (epistemologi visual) dan pemicu proses berpikir (stimulus kognitif) dalam pembelajaran menulis Teks Rekon pada murid kelas IX MTs. Ma’arif Sidomukti. Menyadari kompleksitas keterampilan menulis dan perlunya penguasaan aspek kronologis pada teks rekon, penelitian ini berupaya memberikan panduan praktis bagi guru. Menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan deskriptif-analitis, data dikumpulkan melalui observasi partisipan, wawancara mendalam, serta analisis dokumen (hasil tulisan murid). Hasil penelitian menunjukkan bahwa gambar terbukti berfungsi sebagai basis data epistemologis yang konkret, menyediakan detail sensorik (waktu, suasana, emosi) yang penting dan sulit diperoleh dari instruksi verbal, sehingga memungkinkan murid mengkonstruksi elemen 5W+1H yang valid untuk narasi rekon. Secara kognitif, gambar berperan sebagai "peta kognitif" yang mengurangi beban memori kerja. Pengamatan urutan gambar secara efektif menstimulasi fungsi perencanaan dan pengorganisasian kognitif, membantu murid secara otomatis menyusun ide sesuai struktur kronologis teks rekon (Orientasi, Urutan Peristiwa, Reorientasi) serta meningkatkan kekayaan kosakata deskriptif mereka. Simpulan menunjukkan bahwa desain pembelajaran berbasis gambar tidak hanya meningkatkan kualitas isi (kekayaan detail) dan struktur teks rekon, tetapi juga menumbuhkan motivasi dan literasi visual murid.</p>2025-12-03T00:00:00+07:00Copyright (c) 2025 DIKSI: Jurnal Kajian Pendidikan dan Sosialhttp://bimaberilmu.com/jurnal/index.php/diksi/article/view/3030Tantangan Implementasi Pembelajaran Mendalam sebagai Pendekatan dalam Kurikulum Merdeka2025-11-23T20:11:05+07:00A. A. Jayanti Paramitagungti.paramita@gmail.comKomang Budi Arianibudiarianikomang42@gmail.comNi Putu Diah Mahadewidiahmahadewi9@gmail.comBasilius Redan Werangwerang267@undiksha.ac.id<p>Kurikulum Merdeka disusun untuk memberikan fleksibilitas kepada satuan pendidikan dan guru dalam merancang pembelajaran yang melibatkan peserta didik secara aktif, untuk mewujudkan karakter siswa yang menunjukkan profil pelajar pancasila. Sementara itu, pendekatan pembelajaran mendalam diperkenalkan tahun 2025 sebagai strategi untuk meningkatkan kualitas pembelajaran melalui prinsip pembelajaran yang berkesadaran, bermakna, dan menggembirakan. Studi ini menggunakan metode kajian literatur untuk mengidentifikasi tantangan implementasi kurikulum merdeka dan pendekatan pembelajaran mendalam. Hasil kajian menunjukkan secara konseptual pembelajaran mendalam dapat mendukung peningkatan kualitas pembelajaran dan sesuai dengan kebutuhan abad ke-21, namun implementasinya di lapangan menghadapi kendala dan tantangan seperti ketidaksiapan sistem, kurangnya pelatihan guru, keterbatasan sarana-prasarana, serta kesulitan evaluasi belajar. Keberhasilan kebijakan yang diambil bergantung sepenuhnya pada adanya sinergi yang kuat antara pemerintah, institusi pendidikan, dan tenaga pendidik. Sinergi ini diwujudkan melalui peningkatan kapasitas pelatihan yang berkelanjutan dan penyediaan fasilitas yang memadai agar tujuan pendidikan nasional dapat tercapai secara optimal.</p>2025-12-04T00:00:00+07:00Copyright (c) 2025 DIKSI: Jurnal Kajian Pendidikan dan Sosialhttp://bimaberilmu.com/jurnal/index.php/diksi/article/view/2990Analisis Respon Siswa terhadap Pembelajaran Materi Sel pada Mata Pelajaran IPA di SMP Negeri 1 Mumbulsari2025-11-18T09:27:07+07:00Phalosa Dea Azhuraphalosadea@gmail.comDa’ima Jannatul Firdausdaimajf9@gmail.comReivena Ahsana Nadiavenanadia@gmail.comNur Afni Octaviana PutriSaljuputri588@mail.comQurrota Ayuninaikadewi.fkip@mail.unej.idIka Dewi Sumiatiikadewi.fkip@mail.unej.id<p>Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui bagaimana tanggapan siswa terhadap pembelajaran materi sel dalam pelajaran IPA di SMP Negeri 1 Mumbulsari, Kabupaten Jember. Materi sel dipilih karena merupakan bagian penting dari biologi, tetapi sulit dipahami tanpa bantuan media yang dapat memperjelas konsepnya. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kuantitatif dengan cara menyebarkan angket kepada 26 siswa kelas VIII B. Angket tersebut berisi empat aspek utama, yaitu minat dan motivasi belajar, pemahaman terhadap materi, metode serta media pembelajaran, dan sikap siswa terhadap pelajaran IPA. Data yang diperoleh kemudian dianalisis menggunakan uji normalitas Shapiro–Wilk untuk melihat sebaran tanggapan siswa. Hasilnya menunjukkan bahwa sebagian besar siswa memiliki minat dan motivasi yang tinggi serta cukup memahami materi sel. Namun, beberapa siswa masih kesulitan karena kurangnya media yang membantu visualisasi konsep. Secara umum, siswa memberikan respon positif terhadap cara guru mengajar dan media yang digunakan. Disimpulkan bahwa penggunaan media pembelajaran yang lebih interaktif, seperti model 3D dan animasi digital, dapat membantu siswa memahami konsep sel dengan lebih mudah.</p>2025-12-04T00:00:00+07:00Copyright (c) 2025 DIKSI: Jurnal Kajian Pendidikan dan Sosialhttp://bimaberilmu.com/jurnal/index.php/diksi/article/view/3158Analisis Kemampuan Pemecahan Masalah dalam Menyelesaikan Soal Non Rutin Ditinjau dari Disposisi Matematis dan Kecemasan Matematis2025-12-03T09:21:49+07:00Kasi Yatikasiy6253@gmail.comFatrima Santri Syafrikimarakim21@gmail.com<p>Penelitian ini membahas kemampuan pemecahan masalah matematika siswa SMP pada soal non-rutin dengan menyoroti peran disposisi matematis dan kecemasan matematis. Penelitian dilakukan pada 30 siswa kelas VIII SMP Negeri 24 Kota Bengkulu tahun ajaran 2024/2025 dengan pendekatan kualitatif deskriptif. Subjek dipilih melalui teknik purposive sampling karena dianggap relevan dengan materi Teorema Pythagoras dan proses pemecahan masalah. Data dikumpulkan melalui tes pemecahan masalah berbasis langkah Polya, angket disposisi matematis, dan angket kecemasan matematis. Analisis dilakukan dengan mengelompokkan skor ke dalam kategori tinggi, sedang, dan rendah menggunakan rata-rata dan standar deviasi sebagai acuan. Hasil kategorisasi disposisi dan kecemasan kemudian dipadukan untuk membentuk beberapa profil siswa sehingga pola hubungan keduanya terhadap kemampuan pemecahan masalah dapat terlihat lebih jelas. Temuan penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar siswa berada pada kategori pemecahan masalah sedang. Siswa dengan disposisi matematis tinggi cenderung lebih percaya diri, fleksibel, dan mampu mencoba berbagai strategi, sedangkan siswa dengan disposisi rendah tampak lebih pasif dan mudah kehilangan arah. Di sisi lain, kecemasan matematis yang tinggi membuat siswa kurang teliti, terburu-buru, dan kesulitan berpikir jernih. Secara keseluruhan, penelitian ini menegaskan bahwa disposisi matematis yang positif dapat membantu meningkatkan kemampuan pemecahan masalah, sementara kecemasan yang berlebihan menjadi faktor yang menghambat proses berpikir siswa.</p>2025-12-09T00:00:00+07:00Copyright (c) 2025 DIKSI: Jurnal Kajian Pendidikan dan Sosialhttp://bimaberilmu.com/jurnal/index.php/diksi/article/view/3162Analisis Kesulitan Membaca pada Siswa Kelas IV SD IT Ridhotullah2025-12-02T06:13:00+07:00Nurfazira Nurfaziranurf4zira26@gmail.comGaby Arneznurf4zira26@gmail.com<p>Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi dan menganalisis jenis kesulitan membaca spesifik yang dialami siswa kelas IV di SD IT Ridhotullah dengan fokus pada pola kesalahan dominan dalam aspek fonologis, struktur kata, kelancaran, dan pemahaman bacaan. Menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan studi kasus, penelitian ini memilih subjek melalui teknik purposive sampling berdasarkan rekomendasi guru kelas. Proses pengumpulan data dilakukan melalui observasi partisipatif, asesmen diagnosis membaca komprehensif, analisis hasil karya siswa (portofolio), dan wawancara mendalam dengan guru kelas. Hasil penelitian menunjukkan bahwa siswa mengalami hambatan serius terutama pada aspek fonologis dengan pola kesalahan dominan berupa substitusi huruf, omisi, dan distorsi. Kecenderungan ini terjadi karena siswa kesulitan memetakan hubungan huruf-bunyi dan mengenali struktur suku kata majemuk. Sementara itu, kemampuan menulis dan berhitung siswa berada pada level cukup hingga baik, menunjukkan bahwa kesulitan yang dialami bersifat spesifik pada kemampuan membaca saja. Temuan ini menggarisbawahi pentingnya dilakukan asesmen diagnosis komprehensif untuk mendeteksi kesulitan membaca sejak dini, serta perlunya intervensi yang tepat seperti pendekatan fonik sistematis atau metode multisensori untuk meningkatkan literasi dasar siswa.</p>2025-12-09T00:00:00+07:00Copyright (c) 2025 DIKSI: Jurnal Kajian Pendidikan dan Sosial